Ahmad Erani Yustika S.E, M.Sc, PhD
Plt. Kepala Sekretariat Wakil Presiden
Ahmad Erani Yustika pria kelahiran Ponorogo 1973, menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi dari Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangungan (IESP) Fakultas Ekonomi-Universitas Brawijaya pada tahun 1996. Menjadi penulis aktif di berbagai media massa Indonesia sekitar 500 artikel lebih telah dipublikasikan di koran atau majalah nasional. Selalu rajin mempublikasikan jurnal ilmiah dan telah mempresentasikan paper dalam forum-forum seminar nasional maupun internasional yang telah diikutinya.
Di tahun 2001, Erani menyelesaikan studinya dengan gelar MSc dan tahun 2005 menyelesaikan studi doktoral (Ph.D) di Universitas yang sama Gottingen, Jerman melalui beasiswa GTZ dan DAAD dengan spesialisasi Ekonomi Kelembagaan.
Selain menjadi Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) sejak tahun 2008 hingga sekarang. Erani berkarir sebagai ketua Departemen Fiskal dan Anggota sekaligus merangkap sekertaris staf ahli KADIN Jawa Timur sejak tahun 2009.
Pada tanggal 16 februari 2010, Erani kembali menorehkan prestasi yaitu dipilih langsung oleh presiden SBY sebagai anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) , dan pada pemerintahan Jokowi menjadi Staf Khusus Presiden (bidang ekonomi) Pada 2018 – 2019.
Sejak April 2021 diangkat sebagai Komisaris PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Dan sampai dengan saat ini beliau menjadi Plt. Kepala Sekretariat Wakil Presiden.
Susiwijono Moegiarso, S.E., M.E
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Susiwijono Moegiarso lahir di Ponorogo pada tanggal 07 Juli 1969. Ia menempuh pendidikan Mennegah Atas di SMA Negeri I Ponorogo. Pendidikan Sarjana pada jurusan Ekonomi Manajemen di Universitas Indonesia (1997). Kemudian Ia menyelesaikan pendidikan Magister pada jurusan Ilmu Ekonomi di Universitas Trisakti Jakarta (2017).
Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak tahun 2018, Ia pernah menduduki posisi sebagai Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan (2015); Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai di Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (2012); dan Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai di Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (2010).
Prof. Dr. sc.agr. Ir. Didik Sulistyanto
REKTOR Universitas Budi Luhur Jakarta
Beliau tamat dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ponorogo (SMAN 1) pada tahun 1983.
Selanjutnya capaian Pendidikan beliau sbb :
1. 1983 – 1987 Sarjana (S-1), Insect Pathology, Biological Control, dari Universitas Brawijaya Malang, Indonesia :
2. 1992 – 1994 Magister of Biotechnology and Biological Control (Dipl. agr.) dari University of Christian Allbrecht-Kiel, Kiel/ Germany;
3. 1994-1997 Doctor of Biotechnology and Biological Control (Dr.sc.agr.) dari University of Christian Allbrecht-Kiel, Kiel, Germany. Lulus dalam usia 30 Tahun dengan produikat Cum Laude;
4. Tahun 2007 dalam usia 40 Tahun menjadi Guru Besar (Prof) Bidang Pengendalian Hayati, Fakultas . Pertanian,Universitas Negeri Jember.
Pernah menduduki berbagai jabatan, antara lain :
Tahun 1988 Dosen Faperta Universitas Jember,
Tahun 2000-2004 Sekretaris Lembaga Penelitian Universitas Negeri Jember,
Tahun 2005 Koordinator Sinergi 14 Kementerian Kemdikbud Jakarta,
Tahun 2008-2012 Atase Pendidikan Republik Indonesia untuk KBRI BAngkok, THAILAND,
Tahun 2012-Now Reviewer Nasional Kemristekdikti
Tahun 2017-Now REKTOR Universitas Budi Luhur Jakarta
Hingga saat ini, Mas Didik Sulistyanto tercatan sebagai salah satu Anggota Presidium Ketua Ikasmaza.
Drh. Nanang Purus Subendro
Peternak Sapi dari Bandar Jaya Lampung Tengah
Ketua II Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia
Presiden Direktur PT Indo Prima Beef Adijaya
“Keluar dari zona nyaman”, mungkin begitu pikiran Nanang Purus Subendro seorang peternak sapi sukses dari Bandar Jaya Lampung Tengah ketika hengkang dari pekerjaanya. Keputusannya keluar dari perusahaan swasta setelah berkarya selama 22 tahun mengubah hidupnya sampai sekarang.
Mas Nanang yang lahir di Ponorogo 26 Mei 1964 dan merupakan alumnus Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Ponorogo Tahun 1982 yang juga Dokter Hewan lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini melihat melihat peluang besarnya permintaan daging sapi di masyarakat, sementara kemampuan suplai dari peternak terbatas. Peluang ini dimanfaatkannya untuk mendulang pundi rupiah dengan menjadi peternak sapi.
Setelah memulai usahanya pada 2013, saat ini ia adalah salah satu peternak sapi yang sangat sukses. Bagaimana tidak, usahanya yang ia rintis beromzet miliaran rupiah setiap bulannya. Sapi yang ia jual beragam, dari simental limosin, sapi bali, sapi Brahman Cross dan lainnya.
Sekarang ia miliki sekitar sembilan ribu ekor sapi di kandang sendiri serta dua ribu lima ratus ekor lagi yang ia kembangkan secara kemitraan dengan peternak lokal individu, kelompok tani, dan koperasi.
Dalam menjalankan Perusahannya, mas Nanang dibantu 5 orang Dokter Hewan, 5 orang Sarjana Peternakan beserta 200 orang Karyawan lainnya.